Tuesday, October 26, 2010

Bencana di Jiwa

Hari ini..tanggal 26 oktober sore hari, baru aja kelar curhatin isi hati tentang bencana banjir ples macet di jakarta...ternyata...Indonesia untuk kesekian kalinya harus berduka...

Mentawai di guyur tsunami, dan merapi mengguyurkan lahar nya...
Serentak....dan saudara saudara kita pun harus menderita atas musibah tersebut.
Kematian menjemput para penduduk dan para relawan....aku sungguh berduka ...

Kemacetan dan kebanjiran di jakarta tak adalah artinya untuk dikeluh-kesahkan...malu jiwa raga ini...

Begitu banyak pendapat yang berseliweran tentang bencana ini, dari yang menyatakan bahwa bencana datang karena sesuai dengan letak geografis, bencana datang karena karma atas kelakuan penduduk yang bengkok imannya, bencana datang karena imbas kekejaman atas eksploitasi alam yang membabi buta...bla bla bla...

Tapi aku dengan segala kedangkalan fikiranku hanya menyimpulkan, bahwa bencana adalah bentuk lain dari cinta kasih Sang  Maha Pencipta dan Pemilik alam semesta...Allah Tuhan ku Yang Maha Kuasa...

Alam ini milik Allah, dan Indonesia juga merupakan satu-satunya hypermarket disaster di dunia. 
Ibarat orang tua yang jengkel tapi sayang atas kenakalan anaknya, bolehlah  si anak diberi peringatan yang mengesankan agar patuh dan tunduk kembali pada orang tua nya.
Semata-mata karena cinta kasih dan kepedulian yang mendalam atas kehidupan anak tersebut.

Masing-masing hendaklah menyalahkan diri sendiri, agar kitalah yang memperbaiki diri, merenungi dan memahami makna atas segala musibah yang ada, lalu segera wujudkan dengan tindakan yang nyata.

Islam mengajarkan kebaikan, tapi untuk diterapkan, bukan dinikmati sendiri dalam naungan teori yang mendalam, itulah salah satu tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu untuk menjadi khalifah di bumi, sampaikanlah kebenaran itu walau 1 ayat saja. 
Betapa kita mengerti apa itu kepedulian, tapi kita tetap tak peduli pada saudara kita yang bernasib kurang beruntung di dunia, betapa kita mengerti indah nya sedekah dan janji Allah atas keindahan sedekah itu sendiri, tapi kita tetap berfikir dan berhemat sedemikian rupa dalam bersedekah, betapa kita tau dan mengerti membiarkan maksiat akan berimbas pada diri kita sendiri, tapi kita tetap apatis terhadap kemaksiatan itu sendiri bahkan kadang bermaksiat disela-sela melaksanakan perintah Allah.....sungguh, kemunafikan adalah penangkal surga bagi manusia....naudzubillahimindzalik...laa ilaa hailla anta, subhanaka inni kuntuminadzzoolimiin...

Allah menghukum Jakarta hanya dengan banjir yang berdampak macet, betapa kecil nya mental kita yang hanya diuji sedemikian rupa dibanding kerusakan-kerusakan yag telah kita perbuat.
Betapa tangguhnya para korban bencana alam tersebut untuk dipilih Allah sebagai penanggung dosa-dosa kita, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal sholeh  (QS 103 : 1-3)

"Wal 'ashri. Innal insaanalafiy khusri, illallaziy na aamanuu wa 'amilush shoolihaati watawaa shoubilhaq watawaa shoubish shobri."

'Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nesehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nesehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.'

'Aku mengagumi seorang mukmin yg bila memperoleh kebaikan, dia memuji Allah & bersyukur. Bila ditimpa musibah, dia memuji Allah & bersabar.'
(HR.Ahmad)



Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Photobucket - Video and Image Hosting

our second Life
Daisypath Ticker

Daisypath Wedding PicDaisypath Wedding Ticker