Sunday, September 26, 2010

Nikmat Pelipur Lara

Aku tak henti menggerutu dalam hati, kesal dan marah tak terkira rasanya, padahal lagi puasa. Bagaimana tidak kesal dan sedih, gara-gara prolong siklus praktek di RS, aku harus menambah jadwal jaga 1 minggu di RS, iya hanya 1 minggu, tapi aku kebagian saat hari raya nya ! Aku sebagai anak kos sudah menanti penuh pengharapan, selesai stase ini bisa pulang kampung dan berlebaran dengan tenang dan ceria, berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara handai taulan. Tapi semua itu tinggal mimpi, aku sudah memohon tukar jaga dengan temanku, namun sia-sia, malah ada yang bilang begini, ‘kan elo anak kos, pas donk jaga di hari raya secara ortu lo di kampung.” Cis, dongkol banget dengernya, kalau tidak ingat puasa rasanya ingin ku ajak berantem beneran. Dalam fikiranku, malah satu kota donk yang pas buat jaga di RS, secara ortu nya bisa mengunjungi ke RS, dan tetap bisa makan ketupat bareng, lah aku, masa ortu ku bawa ketupat dari kampung ke Jakarta cuma buat makan bareng ama aku ? halaaaaaah… Ya sudahlah, nasi sudah jadi bubur, tinggal cari ayam, kedelai, kecap dan kerupuk ;p Sebenarnya teman-temanku benar kok, mereka tidak jahat, siapa juga yang tidak mau berkumpul bersama keluarga di hari lebaran. Siapa ? Toh ini semua diundi secara adil, aku saja yang apes.

Adzan subuh berkumandang, aku yang dari malam memang tidak tidur tiba-tiba merasa pilu, aku disini, sendiri, menunggui orang-orang yang sakit. Orang tua ku sudah memaklumi semua kisahku dan malah menasehatiku supaya sabar dan mengurus pasien-pasien dengan baik dan benar, jangan dengan dongkol. Benar juga fikir ku, lepas subuh aku akan menyisir sepanjang RS ini mumpung masih sepi dan sejuk.

Aku juga tidak ikut sholat ied karena kebagian jaga. Nanti gantian sama perawat-perawat yang sepertinya biasa saja menjalani hari raya di RS ini. Tentu saja, kan itu sudah pekerjaan nya. Kalimat ini tiba-tiba terngiang-ngiang ditelingaku, ‘sudah pekerjaannya’. Lah, ini juga akan jadi pekerjaan ku saat aku lulus nanti, aku memilih dunia pendidikan ini dengan segala komitmen untuk bekerja seperti ini, membantu si sakit.

Dalam lamunan aku melangkah ke bangsal, ku lihat orang-orang yang sakit di sana terbaring tak berdaya, menahan sakit yang mereka derita, tapi mereka semua berusaha tersenyum dan ceria, karena ini hari raya. Di satu pojok bangsal, ada lelaki tua yang terbaring lemah sendiri, entah apa yang difikirkannya, lebaran ini dia hanya berdua, yah, berdua dengan sakitnya.

Aku mempercepat langkahku ke ruang ICU. Ada 4 bed terisi, 2 lansia, 1 laki-laki yang masih cukup muda dan 1 anak. Mereka terbaring dengan selang terpasang di mulut dan hidung mereka. Mereka berlebaran dalam keadaan tidak hidup dan tidak mati. Keluarga menanti mereka dengan penuh kecemasan, berdoa tiada henti seolah tak peduli ini mau hari lebaran atau hari kiamat. Yang mereka harapkan adalah keluarga mereka sembuh dan bisa berkumpul di tengah mereka lagi.

Kini terasa menggulir bening-bening hangat di pipi ku. Betapa nikmat sehat adalah luar biasa. Betapa kesehatan itu adalah anugerah yang tak terkira harganya. Aku yang sehat ini masih mengeluhkan apa yang sebenarnya tak pantas kukeluhkan. Aku pun berdoa, aku lebih baik mengurusi orang sakit daripada jadi sakit. Ketupat lebaran mana yang enak kalau dimakan saat sakit. Mereka berkumpul di hari raya, tapi dalam duka, Alhamdulillah aku walau terpisah dari keluarga tapi masih dalam karunia nikmat sehat. Fabiayyiaala irobbikuma tukadzibaan.

("Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?" @ Surah Ar Rahman / Yang Maha Pemurah : 13)

Tribute to Antologi Lovely Lebaran @ September 2010




Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Photobucket - Video and Image Hosting

our second Life
Daisypath Ticker

Daisypath Wedding PicDaisypath Wedding Ticker